Personil
Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek,
walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu.
Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI
tepatnya jurusan Sosiologi.
Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara
perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain
melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga
akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta
alam Mapala UI.
Era film
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi
yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel
Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per
satu film
untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun
mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an
yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
Era televisi
Dalam era televisi swasta
dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial
televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama
walaupun Kasino tutup usia pada tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal pada tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Proses kreatif
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat
kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah
mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar
betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok
mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya
membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini
kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan
kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan
bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar
tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu
sekalipun seperti menyetrika kostum para personel Warkop. Ini dilakukan
Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran
profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset
warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak
sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).
Diskografi (kaset)
- Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu)
- Kaset 02 Warung Tenda (masih ada Nanu)
- Kaset 03 Mana Tahan
- Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
- Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
- Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
- Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
- Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, Dono dan Kasino sebagai warga)
- Kaset 09 Makin Tipis Makin Asyik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
Filmografi
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional
karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya
komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar
bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan
dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.
- Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi
- Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom
- Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman
- GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati
- Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Eddy Gombloh dan Wolly Sutinah
- IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir
- Setan Kredit (1982) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar
- Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama
- Chips (1983) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom
- Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us
- Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Nourma Yunita dan Us Us
- Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Pong Hardjatmo dan Aminah Cendrakasih
- Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
- Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier dan Kaharuddin Syah.
- Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Advent Bangun
- Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah
- Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
- Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
- Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul
- Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo
- Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen
- Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Suyadi dan Sherly Malinton
- Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah dan Tarsan
- Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz
- Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin dan Sally Marcellina
- Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella dan Hengky Solaiman
- Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin, Sherly Malinton dan Pak Tile
- Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Fritz G. Schadt dan Gitty Srinita
- Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Robert Syarif dan Sally Marcellina
- Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim
- Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
- Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
- Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik
- Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile dan Taffana Dewi
Acara TV
Warkop Millennium adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.
- Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina Suwandi
- Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh
- Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro
- Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono
Info dan Referensi seputar Warkop DKI
BalasHapusKunjungi Website Warkop DKI
https://www.warkopdki.org/category/profil-warkop-dki/